Kamis, 28 April 2011

KEUNGGULAN AKHLAK ISLAM DI DUNIA




Salah satu tema yang senantiasa diangkat di dalam al-Qur’an adalah
mengenai orang-orang yang telah dihancurkan oleh Allah,
karena kezaliman dan kedurhakaan mereka, dan contoh yang bisa diambil
dari mereka itu. Tentu saja, terdapat sebuah sisi yang sangat besar
di antara persamaan umat pada masa lalu dan pada masa kita sekarang.
Pada zaman kita, ada orang-orang yang sikap dan cara hidupnya bahkan
melampaui penyimpangan seksual yang dilakukan oleh kaum Luth,
kecurangan penduduk Madyan, kesombongan dan kepongahan kaum Nuh,
kedurhakaan dan kezaliman kaum Tsamud, rasa tidak tahu terima kasih
 kaum Iram, beserta tingkah laku dari berbagai macam umat lainnya yang
 telah dimusnahkan. Alasan yang jelas dari semua kerusakan moral ini adalah
orang-orang tersebut telah melupakan Allah dan maksud penciptaan diri mereka.  


Pembunuhan, ketidakadilan sosial, pengkhianatan, penipuan, dan kerusakan moral
pada zaman di mana kita hidup ini bahkan telah mendorong sebagian orang
 untuk berputus asa. Namun, janganlah dilupakan bahwa al-Qur’an memerintahkan
agar kita tidak berputus asa dari pertolongan Allah. Putus asa dan patah semangat adalah
 cara berpikir yang tidak dapat diterima bagi orang-orang yang beriman.
Allah memberitahukan bahwa mereka yang mengabdi kepada-Nya dengan tulus —
dengan tanpa menyekutukan-Nya dengan makhluk-makhluk-Nya yang mana pun
 sebagai tuhan-tuhan di samping-Nya — dan beramal saleh guna mendapat
keridha-an-Nya, akan mendapat kekuatan dan kekuasaan.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
 telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benarbenar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
 Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik. (Q.s. an-Nur: 55).

Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah sebuah hukum ilahiah bahwa
hamba-hamba yang setia dan menjalankan agama yang haq di dalam hatinya akan
dijadikan sebagai para pewaris atas dunia ini:
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lawh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.
(Q.s. al-Anbiya’: 105).

Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka.
Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap)
ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. (Q.s. Ibrahim: 14).

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umatumat yang sebelum kamu,
ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada
 mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata,
 tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan
kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu
pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, 
supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (Q.s. Yunus: 13-14).

Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah;
sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; diwariskan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi
orang-orang yang bertakwa. Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun)
 sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang.
” Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan
menjadikan kamu khalifah di bumi(-Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.
” (Q.s. al-A‘raf: 128-129).

Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.
” SesungguhnyaAllah Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Q.s. al-Mujadalah: 21).

Bersamaan dengan kabar gembira yang disampaikan pada ayat-ayat di atas,
Allah telah memberikan sebuah janji yang sangat penting kepada orang-orang beriman.
Dia berfirman di dalam al-Qur’an bahwa agama Islam diturunkan kepada umat manusia
untuk mengatasi segala agama.

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus rasul-Nya
(dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an)dan agama yang benar untuk
dime-nangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai. (Q.s. at-Taubah: 32-33).


Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.  
(Q.s. ash-Shaff: 8-9).

Tak ada keraguan bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya.
 Akhlak mulia yang akan menaklukkan filsafat-filsafat yang menyimpang,
ideologi-ideologi yang terdistorsi, dan pemahaman agama palsu adalah akhlak Islam ini.
 Ayat-ayat yang dikutip di atas menandaskan bahwa orang-orang kafir dan
penyembah berhala tak mampu menghindari terjadinya hal ini.


Periode ini, di mana akhlak Islam akan tegak, akan menjadi saat di mana
 setiap waktu ada cinta, pengorbanan, kedermawanan, kejujuran,
keadilan sosial, keamanan dan kesejahteraan pribadi.
 Periode ini telah disebut sebagai Zaman Keemasan karena kemiripannya
dengan gambaran-gambaran tentang Surga, namun, sejauh ini, zaman seperti itu belum
sempat terwujud. Zaman yang diberkahi ini akan mendahului Hari Kiamat;
 dan kini sedang menunggu-nunggu saat itu di mana Allah telah menetapkan
 akan kedatangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar